Sunday, December 11, 2011

United Nations High Commissioner for Refugees


United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang bermarkas di Jenewa, Swiss, sudah berdiri sejak 14 Desember 1950. Badan ini bertugas untuk membantu dan melindungi pengungsi berdasarkan permintaan Pemerintah atau PBB yang kemudian mendampingi pengungsi tersebut dalam proses pemindahan tempat menetap mereka ke tempat yang baru.

UNHCR merupakan penggaanti dari Organisasi Pengungsi Internasional dan Badan PBB untuk Administrasi Bantuan dan Rehabilitasi, serta telah mendapatkan dua penghargaan Nobel untuk perdamaian pada tahun 1954 dan 1981. Memimpin dan mengkoordinasikan langkah-langkah internasional untuk melindungi pengungsi dan menyelesaikan masalah pengungsi di seluruh dunia menjadi mandat bagi UNHCR. Tujuan utamanya adalah untuk melindung hak-hak para pengungsi.

Di Indonesia sendiri, UNHCR telah ada sejak tahun 1979 dengan kantor regional di Jakarta. Kantor regional di Jakarta bertanggung jawab mengawasi kegiatan UNHCR di Indonesia dan Timor Leste. Secara keseluruhan, staf yang bekerja di kantor UNHCR Indonesia berjumlah 26 staf nasional, 4 staf internasional, dan 8 staf yang diperbantukan. Kepala perwakilan, Manuel Jordao, mulai mengepalai kegiatan operasional UNHCR di wilayah ini pada tanggal 4 Januari 2010. 



LATAR BELAKANG

Kampanye UN4U (United Nations for You) diluncurkan pada tahun 2008 sebagai sebuah langkah untuk mempertemukan para pimpinan senior dan staf PBB dengan siswa-siswi dari berbagai sekolah yang berada di New York dan sekitarnya. Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk meningkatkan kesadaran diantara pemuda mengenai kinerja PBB sebagai salah satu bagian dari perayaan UN Day atau hari jadi PBB yang dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 24 Oktober. Semenjak itu, kampanye UN4U dilakukan di berbagai negara di dunia, dan mendapat dukungan besar dari Sekretaris-Jenderal Ban Ki-moon sebagai suatu cara untuk memperkenalkan para pemuda kepada PBB.

Pada tahun ke-empat ini, kampanye global UN4U akan membawa serangkaian kuliah umum dalam berbagai variasi kegiatan yang dilakukan bersama institusi-institusi pendidikan menengah dan tinggi. Tahun ini merupakan kali kedua kampanye UN4U dilakukan di Indonesia.

TOPIK-TOPIK UN4U
  1. Perkenalan tentang Perserikatan Bangsa Bangsa; Gambaran besar dan informasi umum mengenai Perserikatan Bangsa Bangsa, termasuk sejarah dan prioritas masa kini. 
  2. Perdamaian dan Keamanan; Fokus pada aktivitas penjaga perdamaian PBB. Kontraterorisme, pelucutan senjata, pencegahan konflik, dan aturan hukum juga dapat dibahas pada topik ini.
  3. Hak Asasi Manusia; Hak dasar dan kebebasan semua orang tanpa memperhatikan kebangsaan, jenis kelamin, latar belakang etnis, ras, agama, bahasa, dan status lainnya.
  4. Climate Change; Berbagai isu lingkungan, ekonomi dan sosial yang berhubungan dengan perubahan iklim, suatu tantangan global pada pembangunan berkelanjutan.
  5. Anak-anak dan Pemuda; Isu-isu yang berhubungan dengan realisasi hak anak, dalam konteks Tujuan Pembangunan Milenium; juga peran pemuda pada pembangunan dan perdamaian.
  6. Ketenagakerjaan; Keadilan sosial dan pengakuan internasional atas hak tenaga kerja, bagi setiap orang agar memperoleh pekerjaan yang layak dan produktif, dalam kondisi yang bebas, adil, aman dan menghargai harga diri manusia.
  7. Bantuan Kemanusiaan dan Manajemen Bencana; Peran PBB dalam menyediakan bantuan dalam bencana alam maupun bencana kemanusiaan.
  8. Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs); Delapan tujuan MDGs telah terbentuk atas dasar komitmen negara-negara di dunia dan berbagai organisasi penting lainnya. Mereka telah membangkitkan upaya sebelumnya untuk mengentaskan kemiskinan.
  9. Populasi dan Pembangunan; Penegakan hak asasi semua orang untuk memiliki kesejahteraan hidup dengan kesempatan yang setara bagi setiap individu, juga untuk mengentaskan kemiskinan.
  10. Pangan; Keamanan pangan dan nutrisi merupakan landasan bagi kehidupan yang layak, pendukung pendidikan, dan juga langkah menuju perwujudan MDGs.
  11. Kesehatan; Isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan, termasuk kebijakan dan permasalahan kesehatan global, yang membentuk agenda riset, norma-norma kesehatan, serta pengawasan tren wabah penyakit.
  12. Kesetaraan Jender; Segala permasalahan pembangunan dan hak asasi manusia memiliki dimensi jender.
  13. Pendidikan dan Kebudayaan; Pendidikan dan dialog antar peradaban sangatlah penting untuk meraih perdamaian dunia, pembangunan, dan juga penegakan hak asasi manusia

No comments:

Post a Comment